Jahe Merah ( red / strong ginger ), Zingiber officinale Roxb. var Rubra


Jahe Merah (Zingiber officinale Roxb. var Rubra) atau Zingiber officinale Rose adalah tanaman herbal semusim yang tumbuh di daerah dengan iklim panas dan curah hujan yang tidak terlalu banyak. 



Rimpangnya lebih kecil dibanding jenis jahe lain, warna kemerahan dan seratnya lebih kasar.
Jahe merah mudah tumbuh ditempat terbuka dan tempat-tempat yang agak ternaung seperti kebun dan pekarangan yang memiliki tekstur tanah kering maupun gembur dengan ketinggian 0-900 meter diatas permukaan laut. Jahe merah banyak di temukan di negara-negara yang beriklim tropis maupun sub tropis. 



Khasiat rimpang jahe merah yang banyak dipublikasikan antara lain adalah sebagai antiinflamasi, anti trombotik, antihiperglikemia, antimikroba, antiemetik, antidepresan, anti-karsinogen, dan anti tumor. Jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa yang lebih pedas.

Kandungan yang terdapat pada jahe merah antara lain : kamfena, lemonin, kavikol, zingiberin, linalool, singeberol, gingeral, geraniol dan zingiberal.

tanaman jahe merah

Berdasarkan beberapa penelitian, dalam minyak atsiri jahe terdapat unsur-unsur : n-nonylaldehyde, d-camphene, d-β phellandrene, methyl heptenone, cineol, d-borneol, geraniol, linalool, acetates dan caprylate, citral, chavicol dan zingiberene. Bahan-bahan tersebut merupakan sumber bahan baku terpenting dalam industri farmasi dan obat-obatan.

Kandungan minyak atsiri jahe merah sekitar 2,58 – 2,72% dihitung berdasarkan berat kering. Kandungan minyak atsiri jenis jahe yang lain jauh berada dibawahnya. Ada jahe besar atau jahe badak berkisar 0,82 – 1,68% dan pada jahe kecil atau jahe emprit berkisar 1,5 – 3,3%. Minyak atsiri umumnya berwarna kuning sedikit kental dan merupakan senyawa yang memberikan aroma yang khas pada jahe.

Besarnya kandungan minyak atsiri dipengaruhi oleh umur tanaman. Artinya, semakin tua umur jahe tersebut, maka semakin tinggi kandungan minyak atsirinya.

No comments:

Post a Comment

Pesan Anda